Rabu, 31 Maret 2010

Melacak Sisa-sisa Keturunan Darah Hitler

Hitler dan Eva Braun

VIVAnews - Mantan diktator Jerman, Adolf Hitler punya keluarga dekat yang masih hidup saat ini. Harian, The Sun berhasil melacak jejak salah satu keluarga dekat Sang Fuhrer di sebuah peternakan di bagian Utara Austria.

Gerhard Koppensteiner (45) masih terhitung sepupu Hitler. Dari wajahnya sudah terlihat ada hubungan keluarga, dia mirip Hitler saat muda.

Sambil menggiring sapi-sapinya, Gerhard sebenarnya keberatan mengungkit masa lalunya -- terutama hubungan darahnya dengan Hitler yang dikutuk banyak orang.

"Kenyataan ini menghantui keluarga kami sepanjang hayat," kata dia, seperti dimuat The Sun, Selasa 30 Maret 2010.

"Ini beban yang sangat mengerikan. Saya tumbuh dengan mengetahui bahwa saya dan Hitler satu darah. Bayangkan, bisakah Anda mengatasi hal ini?

Pria yang memiliki dua anak, lelaki dan perempuan ini tak mau trauma menurun pada anak-anaknya. "Saya tak mau mereka hidup dalam bayang-bayang orang ini [Hitler]. Kami tak pernah membicarakan soal Hitler di dalam rumah," kata dia.

Ayah Gerald, Adolf, baru berusia enam tahun saat Hitler dinyatakan tewas di sebuah bunker di tahun 1945. Meski berkaitan darah tak ada kaitan antara ayah Gerald dengan kejahatan Hitler.

Namun, "kutukan ini mengikuti kami seumur hidup," kata Gerald.

Para tetangga Gerhard di desa kecil di pegunungan dekat perbatasan Czech mengaku tahu soal hubungan darah itu. Tapi salah satu tetangga mengatakan, "Anda tak bisa menumpahkan kesalahan Hitler pada mereka."

Demikian pula istri Gerhard, Renate (46) yang tak peduli asal-usul suaminya. "Melupakannya adalah yang terbaik," kata dia.

Keluarga Gerhard termasuk keluarga terdekat. Apalagi, Hitler diketahui tak pernah punya keturunan.

Ketertarikan atas keturunan Hitler berkembang setelah peneliti Belgia menggunakan DNA untuk melacak 39 keluarga Hitler.

Seperi dimuat laman Daily Mail, di Austria, keluarga Hitler menyembunyikan diri. Untuk menyembunyikan keterkaitannya dengan Hitler, mereka mengubah nama keluarga, dari Hitler, menjadi Hüttler, Hietler, Hiedler atau Hütler - nama keluarga umum yang terdapat dalam buku telepon Austria.

Keluarga Hitler juga ada di Amerika Serikat. Mereka diketahui tinggal di daerah Long Island. Para cicit ayah Hitler ini hidup menyaru dengan nama samaran, Stuart-Houston.

Mereka meninggalkan Jerman untuk melarikan diri dari kekejaman Nazi.

Louis and Brian Stuart-Houston tinggal di rumah kayu di East Patchogue dan bekerja sebagai tukang kebun. Sementara, Alexander Stuart-Houston bekerja sebagai psikologis yang membantu para veteran Perang Vietnam.

"Keluarga di Amerika sepakat untuk tidak memiliki anak -- agar tak meneruskan 'kerja gila' Hitler. Mereka juga sepakat menyingkirkan rasa takut. Namun, mereka berjanji akan menerbitkan buku sebelum mereka meninggal," kata Mulder, jurnalis koran Belgia, Het Laaste Nieuws.

Keluarga Hitler yang paling terkenal adalah keponakan Hitler, William Patrick Hitler, putra saudara tiri Hitler, Alois Hitler Jr.

Wiliam dilahirkan dan tumbuh besar di Inggris. Dia sempat pindah ke Jerman sebentar, lalu tinggal di Amerika Serikat.

Berbeda dengan mereka yang menyembunyikan diri, Wiliam menulis buku yang mengkritik Hitler. Dia dikabarkan bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat selama Perang Dunia II.

Senin, 01 Maret 2010

Budaya Korupsi

Diakui atau tidak korupsi sudah membudaya - atau dengan kata lain menjadi budaya - di tengah kehidupan bangsa Indonesia atau secara spesifik di dunia politik dan birokrasi di Indonesia dan yang berkaitan dengannya. Apabila ada sebagian pengamat, pakar, ilmuwan atau anggota masyarakat yang menyangkal hal tersebut, barangkali hanya berusaha berprasangka baik terhadap bangsanya sendiri, selebihnya - barangkali - menutup mata dan telinga terhadap kenyataan yang ada.

Korupsi sebagai faktor penghambat pembangunan dan kemajuan bangsa sudah saatnya dibedah dan diteliti dengan seksama, baik asal muasalnya atau pun penyebarannya. Bisa jadi sifat korupsi sudah membentuk gen tersendiri sehingga diperlukan juga pakar biologi molekuler untuk turut mengungkap dan mengetahui sifat korup dari akarnya (sifat bawaan). Bukankah sudah disinyalir dalam Islam bahwa makanan haram - baik zatnya maupun cara memperolehnya - yang diberikan kepada seseorang dikhawatirkan akan menjadikan anak keturunannya juga akan berperilaku buruk dan jahat ? Hal ini hanya bisa dijelaskan oleh ilmu biologi molekuler yaitu adanya perubahan genetik yang diturunkan pada generasi berikutnya yang berisi kode-kode genetik sifat jahat (korup) tersebut. Atau dengan kata lain seorang koruptor akan sangat memungkinkan untuk menurunkan keturunan yang juga menjadi koruptor nantinya. Seperti kalau ditinjau dari ilmu genekeologi mungkin bisa dipelajari sejarah keturunan seorang koruptor, apakah mungkin ada di antara nenek moyangnya yang terlibat atau menjadi seorang koruptor juga.

Selain itu perlu juga dipelajari sistem dan jaring penyebaran budaya korupsi. Bagaimana suatu kebiasaan yang pada awalnya berasal dari ruang lingkup kecil - perorangan - bisa menjadi suatu kebiasaan dan budaya yang melibatkan orang banyak. Dari hanya seorang koruptor kemudian bisa menularkan sifat buruknya sampai ke tingkat bagian, biro, departemen, sampai institusi negara. Dalam hal ini bisa dilibatkan pakar komunikasi dan pakar IT (Teknologi Informatika) untuk mempelajari kemungkinan adanya pengaruh perkembangan teknologi informasi seperti memasyarakatnya penggunaan telepon genggam terhadap berkembangnya korupsi di Indonesia.

Nah, para antropolog, kami masyarakat menanti apa hasil pertemuan Anda. Jangan hanya jalan-jalan dan senang-senang membawa oleh-oleh kembali ke kampung halaman. Anda semua ilmuwan bertanggung jawab akan ilmu dan keilmuan Anda, dan penerapan serta manfaatnya bagi masyarakat banyak.

sumber: wikimu