Rabu, 04 Januari 2012

Euro 1972, Kebangkitan "Der Panzer"

JERMAN Barat untuk pertama kalinya berhasil menjuarai Piala Eropa setelah mengalahkan Uni Soviet 3-0 pada Piala Eropa 1972. Keberhasilan "Der Panzer" tersebut sekaligus membuktikan kebangkitan mereka, setelah sebelumnya mereka sukses menjuarai Piala Dunia 1954.


Jerman Barat memang tim besar. Tapi, sejak juara Piala Dunia 1954, mereka tak meraih gelar lagi di tingkat internasional. Namun, di era 1970-an, mereka memanen bakat-bakat besar seperti Franz Beckenbauer, Uli Hoeness, Gerd Mueller, Sepp Meier, dan sebagainya. Generasi emas inilah yang membawa kebangkitan "Der Panzer" untuk mendominasi kompetisi internasional.

Sama seperti tiga turnamen terdahulu, hanya empat tim yang mengikuti putaran final. Babak kualifikasi diikuti 32 negara yang dibagi dalam 8 grup. Juara akan masuk perempat final yang juga memakai sistem kandang tandang. Pada waktu itu, kemenangan masih diberi nilai 2. Pemenang di perempat final itulah yang kemudian lolos ke putaran final di Belgia alias semifinal.

Keempat tim yang lolos ke babak semifinal adalah Belgia, Hungaria, Uni Soviet, dan Jerman Barat. Uni Soviet berhasil lolos ke final setelah menyingkirkan Hungaria berkat Anatoliy Konkov. Sementara Jerman Barat berhasil mengalahkan Belgia 2-1. Keberhasilan "Der Panzer" tersebut tidak terlepas dari penampilan impresif Gerd Mueller yang memborong dua gol. Belgia hanya mampu membalas melalui gol Odilon Polleunis di akhir laga.

Tidak hanya itu, Netzer mampu menaklukkan dunia pada 1972. Umpan-umpan sensasional dan tendangan bebasnya sangat menentukan permainan Jerman Barat seperti saat Netzer mengawali proses gol kedua yang diciptakan Mueller.

Di babak final, Jerman Barat yang diperkuat materi pemain mumpuni. Ini termasuk generasi emas Jerman Barat dengan maskotnya Franz Beckenbauer. Selain itu, nama-nama seperti Sepp Meier (kiper), Uli Hoeness, dan Gerd Mueller juga sangat andal.

Wajar, perjalanan mereka cukup perkasa. Di final, mereka juga tampil dominan dan menekan habis pertahanan
Soviet. Alhasil, Franz Beckenbauer dan kawan-kawan meraih kemenangan tiga gol tanpa balas.

Tiga pemain Jerman Barat paling berpengaruh memberikan gol pertama tim. Franz Beckenbauer memberikan bola kepada Netzer. Tendangan voli Netzer menghantam tiang dan diteruskan Mueller. Gol pertama tersebut terjadi pada menit
ke-27.

Pada menit ke-52, Herbert Wimmer
menggandakan keunggulan Jerman Barat. Mueller mengunci kemenangan Jerman Barat dengan gol yang diciptakannya enam menit berselang. Jerman Barat pun menang 3-0.

Keberhasilan Jerman Barat menjuarai Piala Eropa membuat "Der Panzer" dinobatkan sebagai tim terbaik yang pernah menjuarai turnamen empat tahunan ini. Sebab, mereka terus tampil impresif dan di final meraih kemenangan besar atas Uni Soviet yang saat itu tim besar dai pernah juara Piala Eropa.

Data Piala Eropa 1972
Tuan Rumah:
Belgia
Venue: Brussels, Liege, Antwerp
Waktu: 14-18 Juni
Jumlah Tim: 4
Juara: Jerman Barat
Runners-up: Soviet Union
Tempat Ketiga: Belgia
Tempat keempat: Hungaria

Statistik
Jumlah Pertandingan:
4
Jumlah Gol: 10
Rata-rata gol per partai: 2,5
Rata-rata penonton: 30.470
Top skorer: 4 gol - Gerd Mueller (Jerman Barat)

Kasus MESUJI

TGPF Laporkan Temuan Tragedi Mesuji


Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto memimpin rapat membahas laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Mesuji. Rapat itu digelar di kantornya, Jakarta, Selasa 2 Januari 2011.

Rapat dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Kapori, Kepala BPN, Ketua Komnas HAM, dan Wamenkum HAM. Ketua TGPF kasus Mesuji, Denny Indrayana mengatakan timnya akan memberikan laporan awal kepada Menkopolhukam terkait kasus mesuji.

Dalam laporan tersebut, kata Denny, diantaranya berisi fakta temuan tentang kejadian yang menyebabkan beberapa korban, rekomendasi awal, dan temuan-temuan yang lain.

"Nanti setelah pertemuan kami akan paparkan ke teman-teman pers," ujar Denny sebelum masuk ke ruang rapat.

Lantas berapa jumlah pasti korban meninggal menurut TPF? "Itu termasuk yang sudah kami verifikasi dan akan kami sampaikan untuk Lampung dan Sumatera Selatan periode 2010-2011," kata Denny.

Denny juga enggan membeberkan apakah ada indikasi pelanggaran HAM dalam kasus Mesuji. "Itu nanti akan kami sampaikan ke teman-teman. Saya mohon izin untuk menyampaikan ke pak Djoko dulu sebagai Menkopolhukam. Nanti saya sampaikan ke teman-teman," pungkasnya.

Kasus sengketa berdarah terjadi di Kecamatan Mesuji Sumatera Selatan dan Kabupaten Masuji Lampung dengan melibatkan beberapa perusahaan perkebunan. Setidaknya 9 orang dilaporkan tewas dalam berbagai kasus kekerasan di wilayah perkebunan itu.

Temuan Awal Tim Mesuji: 9 Orang Tewas


Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto menerima laporan awal dari Tim Gabungan Pencari Fakta kasus Mesuji. Dari temuan awal tim pencari fakta menemukan ada sembilan orang tewas akibat kasus sengketa lahan.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta kasus Mesuji, Denny Indrayana usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Polhukam, Jakarta Pusat, Senin 2 Januari 2011.

Menurut Denny, sembilan orang tewas itu akibat bentrok di tiga lokasi. Jumlah korban tewas bukan 30 orang.

Mereka tewas dalam insiden bentrokan selama periode 2010 sampai 2011. Berikut daftar korban tewas:
1. Register 45, Lampung:
- 1 Orang tewas
- Korban tewas: Made Aste

2. Sri Tanjung, Lampung
- 1 Orang tewas
- identitas korban tewas: Jaelani

3. Sodong, Sumatera Selatan
- 7 Orang tewas
- Korban tewas: Saktu Macan, Indra Syafei, Hardi, Hambali, Sabar, Saimun, Agus Manto alias Hermanto

Atas meninggalnya dua warga Desa Sungai Sodong, kepolisian telah menetapkan lima tersangka dari PAM Swakarsa PT SWA. Kelima tersangka itu yakni:

1. HS (26), ditahan sejak 25 April 2011, diduga mengeroyok Saktu Macan dan menggorok leher Indra Syafei
2. MI (23), ditahan sejak 28 April 2011, memukul punggung Saktu Macan dengan kayu
3. Spr (22), ditahan sejak 28 April 2011, memukul tubuh dan kaki Saktu Macan dengan kayu
4. MR (28), ditahan sejak 28 April 2011, memukul tubuh Indra Syafei dengan kayu
5. Trj, ditahan sejak 28 April 2011, memukul kepala Indra Syafei

Asean Para Games 2011

Sejarah ASEAN Para Games

BERAWAL DARI KOTA ROMA

Pesta olahraga bagi penyandang cacat (disabilitas) se-Asia Tenggara atau ASEAN Para Games dimulai dari Paralimpiade. Paralimpiade adalah sebuah pertandingan olahraga dengan berbagai nomor untuk atlet yang mengalami cacat fisik, mental dan sensoral. Cacat ini termasuk dalam ketidakmampuan dalam mobilitas, cacat karena amputasi, gangguan penglihatan dan mereka yang menderita cerebral palsy.

Paralimpiade diselenggarakan setiap empat tahun, setelah Olimpiade, dan diatur oleh Komite Paralimpiade Internasional (IPC). (Paralimpiade sering juga disalahartikan sebagai Olimpiade Khusus, yakni hanya untuk orang-orang yang mengalami cacat intelektual.)

Sejarah

Paralimpiade bermula dari ide besar Sir Ludwig Guttmann. Dia menyelenggarakan sebuah pertandingan olahraga pada 1948 yang kemudian dikenal sebagai Pertandingan Stoke Mandeville, yang melibatkan para veteran Perang Dunia II yang menderita cacat saraf tulang belakang. Pada 1952, peserta dari Belanda ikut dalam pertandingan ini sehingga memberikan warna baru sebagai ajang internasional pada gerakan tersebut.

Pertandingan pertama seperti Olimpiade untuk para atletnya diselenggarakan di Kota Roma, Italia, pada 1960 dan secara resmi disebut Pertandingan Internasional Tahunan Stoke Mandeville Ke-9. Pertandingan ini dianggap sebagai Paralimpiade yang pertama.

Paralimpiade Musim Dingin pertama diselenggarakan di Örnsköldsvik, Swedia, pada 1976. Nama Paralimpiade diambil dari bahasa Yunani yakni "para" ("di samping" atau "berdampingan"). Kata tersebut merujuk kepada suatu kompetisi yang diselenggarakan paralel dengan Olimpiade. Nama ini tidak ada hubungannya dengan paralisis atau paraplegia.

Sejak 1988, Paralimpiade Musim Panas telah diselenggarakan bersamaan dengan Olimpiade di kota tuan rumah yang sama. Praktik ini diambil pada 1992 untuk Paralimpiade Musim Dingin yang kemudian menjadi kebijakan resmi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Komite Paralimpiade Internasional (IPC) setelah kesepakatan 19 Juni 2001.

Pertandingan Paralimpiade dilaksanakan tiga minggu setelah penutupan Olimpiade, di kota tuan rumah yang sama dan menggunakan fasilitas yang sama pula. Kota-kota yang mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade harus mengikutsertakan Paralimpiade dalam penawaran mereka. Biasanya kedua pertandingan itu kini dikelola oleh komite pelaksana yang sama.

Pada Paralimpiade Atlanta 1996 para atlet yang menderita cacat intelektual untuk pertama kalinya diizinkan ikut serta. Namun setelah terjadinya kecurangan pada Paralimpiade Sydney 2000, yang diikuti oleh atlet-atlet yang tidak cacat di tim cacat intelektual bola basket Spanyol, atlet-atlet tersebut akhirnya dilarang ikut serta oleh IPC.

Setelah kampanye antikorupsi, Federasi Internasional untuk Penderita Cacat Intelektual (INAS-FID) melobi agar para atlet ini diizinkan ikut serta lagi. Sejak 2004, para atlet yang menderita cacat intelektual mulai diintegrasikan kembali dalam nomor-nomor pertandingan Paralimpiade, meski mereka tetap dilarang ikut dalam Paralimpiade. IPC telah menyatakan bahwa organisasi itu akan mengevaluasi kembali partisipasi mereka setelah Paralimpiade Beijing 2008.

Lokasi Paralimpiade Musim Panas

Tahun Games Tuan rumah Negara

1960 I Roma Italia

1964 II Tokyo Jepang

1968 III Tel Aviv Israel

1972 IV Heidelberg Jerman Barat

1976 V Toronto Kanada

1980 VI Arnhem Belanda

1984 VII Stoke Mandeville New York Britania Raya

Amerika Serikat

1988 VIII Seoul Korea Selatan

1992 IX Barcelona Spanyol

1996 X Atlanta Amerika Serikat

2000 XI Sydney Australia

2004 XII Athena Yunani

2008 XIII Beijing Republik Rakyat Cina

2012 XIV London Britania Raya

Sementara itu cabor yang sudah dijadikan program Paralimpiade Musim Panas adalah : anggar kursi roda, angkat berat, atletik (lintasan dan lapangan), balap sepeda, berkuda, boccia, bola basket kursi roda, bola gawang, bola voli (duduk), dayung, dan judo. Kemudian layar, menembak, panahan, renang, rugby kursi roda (alias bola bunuh), sepak bola dengan 5 pemain, sepak bola dengan 7 pemain, tenis kursi roda, serta tenis meja.

Lokasi Paralimpiade Musim Dingin

Tahun Games Tuan rumah Negara

1976 I Örnsköldsvik Swedia

1980 II Geilo Norwegia

1984 III Innsbruck Austria

1988 IV Innsbruck Austria

1992 V Albertville Perancis

1994 VI Lillehammer Norwegia

1998 VII Nagano Jepang

2002 VIII Salt Lake City Amerika Serikat

2006 IX Torino Italia

2010 X Vancouver Kanada

Berbeda dengan Paralimpiade Musim Panas, untuk Paralimpiade Musim Dingin jumlah cabor yang dipertandiingkan lebih sedikit. Cabor yang dimaksud adalah : ski alpen, hoki sledge es, ski nordik, dwilomba, ski lintas alam, dan wheelchair curling.

Kategori Cacat

* Amputasi: Atlet yang kehilangan sebagian atau seluruhnya dari salah satu anggota badannya.

* Cerebral Palsy: Orang yang menderita kerusakan otak non-progresif, misalnya cerebral palsy, kerusakan otak traumatis, stroke atau masalah serupa yang memengaruhi kontrol ototnya, keseimbangannya atau koordinasinya.

* Cacat intelektual: Atlet yang mengalami cacat yang signifikan dalam fungsi intelektualnya sehubungan dengan perilaku adaptifnya. Saat ini kategori ini dibekukan.

* Kursi roda: Bagi semua atlet yang mengalami cacat saraf tulang belakang dan cacat lainnya yang mengharuskan mereka bertanding dengan menggunakan kursi roda. Para atlet ini sekurang-kurangnya harus kehilangan 10 persen dari fungsi kaki mereka.

* Cacat penglihatan: Para atlet yang mengalami cacat penglihatan dari penglihatan yang sebagian (cukup untuk dinilai buta secara hukum) hingga buta total.

* Les Autres (bahasa Perancis): yang berarti untuk lain-lain dan mencakup para peserta yang mengalami cacat mobilitas atau kehilangan fungsi fisik lainnya yang tidak tergolong pada salah satu dari kelima kategori lainnya. Misalnya, hambatan pertumbuhan, sklerosis berganda atau cacat sejak lahir pada anggota badannya seperti yang disebabkan oleh thalidomide.

Kategori-kategori para penyandang cacat tersebut berlaku baik untuk Paralimpiade Musim Panas maupun musim dingin.

Asean Para Games

ASEAN Para Games (APG) adalah kompetisi olahraga dua tahunan khusus untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik yang diadakan setelah SEA Games. Even yang diikuti oleh 11 negara yang terletak di Asia Tenggara ini mengikuti konsep dari Paralimpiade.

Negara peserta APG merupakan para anggota ASEAN. Yakni Thailand, Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Timor Leste dan Vietnam.

APG dibawah pengawasan ASEAN Para Sports Federation (APSF). Tuan rumah penyelenggaraan ajang ini sama dengan negara penyelenggara SEA Games. APG untuk pertama kalinya diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, 25-30 Oktober 2001. Tampil sebagai juara umum saat itu adalah Malaysia.

Namun, Thailand telah mencatat sejarah terbaik dengan empat kali berturut-turut sebagai juara umum. Masing-masing di Hanoi, Vietnam, pada 2003, Manila, Filipina (2005), Nakhon Ratchasima, Thailand (2008), dan Kuala Lumpur, Malaysia (2009).

Tahun ini, 12-22 Desember 2011, merupakan penyelenggaraan yang ke-6 dengan Solo, Indonesia, sebagai tuan rumah. Ada 11 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan, yakni angkat berat, atletik, bulutangkis, catur, goal ball, panahan, renang, tenis kursi roda, tenis meja, ten pin bowling, dan voli duduk.

APG dirancang sebagai sebuah kompetisi yang ramah dan kekeluargaan, menghubungkan dan menggerakkan ASEAN bersama-sama dalam kesatuan arah kesempatan yang sama dalam olahraga dan kehidupan.

CurrentGames

* 5 ASEAN ParaGames awalnya dijadwalkan untuk Laos diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 15-19 Agustus, 2009. Laos diharapkan menjadi tuan rumah SEA Games 2009, tetapi memohon off dari hosting ASEAN Paragames ke-5 karena kesulitan keuangan dan kurang pengalaman dalam memberikan dukungan yang diperlukan untuk atlet penyandang cacat.

FutureGames

* 6th ASEAN ParaGames - Solo and Palembang, Indonesia in 2011
* 7th ASEAN ParaGames - Ho Chi Minh City, Vietnam in 2013

PreviousGames

ASEAN 1 ParaGames, yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 25 Oktober 2001 dengan tanggal 30 Oktober 2001, adalah olahraga utama awal acara ASEAN Para Sports Federation (APSF).

The APSF dikandung dalam pertemuan khusus Komite Paralimpik Nasional negara-negara ASEAN selama Paralympiad Malaysia 10 dan ASEAN Kota Invitational. ASEAN Para Games, "parallel" acara olahraga bagi penyandang cacat setelah setiap Asian Games Tenggara (SEA Games), adalah pola setelah Paralimpiade dan Permainan FESPIC.

* 2nd ASEAN ParaGames - Hanoi, Vietnam from December 19–27, 2003. Timor Leste was formally included in the Games increasing its member countries to eleven.
* 3rd ASEAN ParaGames - Manila, Philippines from December 14–20, 2005.
* 4th ASEAN ParaGames - Nakhon Ratchasima, Thailand from January 20–26, 2008.

Participant Countries